Sarah's tab

Showing posts with label From My Heart. Show all posts
Showing posts with label From My Heart. Show all posts

Saturday, December 3, 2016

Lost



It's a last month of 2016. It mean i didn't have any post in this blog for almost one year. I just can't believe that. Because i always remember that 3 years ago, writting were always be my passion. I almost could write everyday. You know, when you were getting older there are so many challenges in your life. You should getting stronger.

I'm not student anymore. I'm 22 year old. But i feel like i lost so many things. I lost my father in this year. I almost lost my mother. I lost my education. I lost my dreams. I lost my career. You know what? When i was in High School, i always wanna be a writer and a journalist. I always wanna be a communication student. I always wanna work in a TV Station. But i failed. Totally failed.

I always asked to my self, why?Why i can't reach my dreams? 

After i graduated from High School, I worked as shopkeeper for 2 months then my sister asked me to got a study in Bandung. Then finally i got lecture but not as a communication student like i always imagine, she want me to got a Secretary major and i did. I graduated from Secretary major for 1 year. Then i came back to Jakarta and got a job as Call Center.

When i got a job, it feels like i should pushed my self to go to college (again) with my own money. Of course i planned to go to college as a communication student. But Allah has another plans. It was just a week i worked, my dad got a stroke. And that time, my heart has broken. I feels like my worlds has stopped. All of my dreams were gone.

I was a single fighter for my family in 19th years old.

I worked so hard and i forgot my dreams.I worked 2 years as a Call Center which is not going so well because my salary was just enough for eat and for my father costs. No savings. No plans. My life was getting plain. Until finally i got a new job (last year) and new income (of course) and i had a plan to take my dad got a theraphy but Allah has another plans (again). My dad has died this year (January).

And iam now. Without my Dad and still to be a single fighter for my small family.

And iam thinking now. Iam thinking about my dreams. Iam starting to write again. To finish what i've been start. To realize what i've been postpone.To be what my Dad want. You know what, my dad is the only man who support me. He always want me to be a Journalist and he always said to keep writing. And if one day i become a real writer, that's only for my Dad. I miss you, Dad.

Love,


Daddy's little girl

Tuesday, October 28, 2014

Long Distance

There's only so many songs that I can sing
To pass the time

And I'm running out of things to do
To get you off my mind
Oooh...

All I have is this picture in a frame
That I hold close to see your face everyday

With you is where I'd rather be
But we're stuck where we are
And it's so hard, you're so far
This long distance is killing me

I wish that you were here with me
But we're stuck where we are
And it's so hard, you're so far
This long distance is killing me

It's so hard, it's so hard
Where we are, where we are
You're so far
This long distance is killing me
It's so hard, it's so hard
Where we are, where we are
You're so far
This long distance is killing me

Now the minutes feel like hours
And the hours feel like days
While I'm away

Ya know right now I can't be home
But I'm coming home soon
Coming home soon

Teaser Lyrics Song by: Bruno Mars ♬ ♥


Banyak yang bilang, hubungan LDR itu nggak akan bertahan lama. Ada saatnya di mana mereka jenuh dengan hubungan yang memang rentan oleh godaan. Apa sih enaknya LDR? Jarang ketemu, jarang jalan bareng, jarang bisa mesra-mesraan dan cuma bisa bercanda lewat telepon.

Tapi bagiku, LDR adalah sebuah janji. Janji untuk saling mengabari satu sama lain. Bukan cuma sekedar janji, tapi harus juga diimbangi dengan kepercayaan satu sama lain. Selain janji dan kepercayaan, LDR juga mengajarkanku untuk lebih menghargai waktu.

Sejauh ini, sudah lebih dari satu tahun aku menjalani hubungan jarak jauh dengan pacarku. Intinya, harus lebih mengerti dan sabar. Mengerti akan kesibukan masing-masing dan tetap sabar saat rindu mulai menghampiri..

Thursday, May 29, 2014

Almost Ten Months


I've been doing my long distance relationship with him almost 10 months. And from the first time i met him 'till now, he never change. And i still and always love him yesterday, today, tomorrow and forever.

He is different. He always can make me feel like i'm the most beautiful girl in this world. He always understand me and always patient with my act. 

I'm so lucky to have him. 

From my deepest heart for the boy i love, Dimas Eka Mahendra. Thank you for almost 10 months. I'm happy and safety with you. 

I love you {}

Tuesday, February 25, 2014

Long Distance Love


I've been having long distance relationship for almost 4 month. Wogh! Although it's just Jakarta-Bandung, it still hard to take chances to meet him. He's still study in my last college in Bandung meanwhile i've been working as Call Center in Jakarta cause i've graduated for D1 Program and he take for S1.

But, lucky me! Cause he always understand me and can accept me just the way i'am. He usually visited my house in Jakarta when he has a holiday, like for now. Yippie!

We always spend the time together full day. Yes, just we both, he and me. And i always feel comfort when he beside me <3


Thank you for your time. I love you, my hero {}

Thursday, January 16, 2014

Hello from Cinchan!


When i just back to my room after worked, i saw there's a gift on my bedroom. A package from JNE Bandung and it's a Cinchan Doll from my Cinchan <3
Yippie! \m/
I love u Cinchan (D.E.M) {}

Tuesday, October 1, 2013

30 yang Kedua

30th September 2013
60 hari yang lalu...
Time flies so fast. 
Nggak kerasa ya udah 60 hari kita sama-sama.
Selama 60 hari ini kamu udah sabar banget ngadepin aku yang bawel, cerewet, rame, nggak bisa diem, panikan, pokoknya kalo kata orang Sunda mah semacam riweuh gitu.

60 hari sama kamu tuh kaya mimpi
Aku nggak pernah ngebayangin kalau aku akan memilikimu

Kamu pernah berkata "Maaf kalau aku nggak sempurna."
Hey! Aku nggak pernah minta seseorang yang sempurna.
Setiap orang punya kelemahan dan kelebihan masing-masing
Begitu pun dengan aku dan kamu

Kamu ada, untuk menutupi kelemahan aku
dan aku ada, untuk menutupi kelemahan kamu
Bukankah memang seharusnya begitu?
Pasangan itu, saling mengisi satu sama lain

Dan buat aku, kamu itu sempurna
sesempurna embun di pagi hari
sesempurna matahari di siang hari
dan sesempurna bulan di malam bulan purnama

Selamat tanggal 30 yang kedua
Semoga kita bisa bertemu sampai dengan tanggal 30 yang kesekian ratus :)

A red rose from Mr. Glasses <3
Aku yang selalu menyayangimu,
Mrs. Glasses

Saturday, August 31, 2013

30 yang Pertama

Guitar, martabak durian, and good day tiramissu bliss <3
30 days ago...

Kamu masih ingat peristiwa manis apa yang terjadi pada 30 hari yang lalu?
Pertama kali aku dan kamu jalan bersama
Pertama kali aku dan kamu berbincang dalam waktu yang cukup lama

Dan saat itulah hari dimana aku dan kamu menjadi 'kita'

Sejak 30 hari yang lalu sampai dengan hari ini, kamu terus menerus menciptakan senyum di wajahku
Terima kasih, sayang
Atas semua ucapan pagi dan malammu
Atas semua sikap manismu
dan atas semua perhatianmu selama 30 hari ini

Dan terima kasih untuk hari yang sangat istimewa ini
Terima kasih untuk petikan gitarmu
Terima kasih untuk martabak duriannya
Terima kasih untuk beng-beng di pagi hari
dan terima kasih untuk ice kopi good day tiramissu bliss favoritku

Selamat tanggal 30 yang pertama
Semoga kita bisa bertemu sampai dengan tanggal 30 yang kesekian ratus :)

I love you, Dimas

Saturday, August 24, 2013

Grow Old with You


Tahukah kamu apa yang membuat hari-hariku kini tidak lagi kelabu seperti dulu?
Tahukah kamu apa yang membuatku selalu tersenyum setiap kali membaca pesan singkat di layar handphoneku?
Tahukah kamu mengapa setiap pagi hal yang pertama aku cari adalah handphoneku?
Tahukah kamu jawaban dari semua pertanyaan itu?
Jawabannya adalah 'kamu'


Aku percaya, di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan.
Semua yang terjadi adalah takdir.
Begitu juga dengan pertemuan kita.
Mulai dari perkenalan,
pendekatan,
sampai akhirnya saat 'aku' dan 'kamu' berubah menjadi 'kita'.
Semuanya berjalan karena "takdir", bukan sekedar karena "kebetulan"


Kamu pernah menyesali mengapa kita tidak mengenal sejak dulu
Sayang, jangan disesali. Itu sudah takdir
Percayalah, cinta akan selalu datang di waktu yang tepat
Dan mungkin inilah waktu yang tepat untuk kita

Perkenalan kita mungkin memang hanyalah sebuah perkenalan singkat
Tapi entah mengapa, 
Melalui perkenalan singkat itu kamu mampu memikat hatiku
Kamu mampu meyakinkanku bahwa rasa yang kamu bawa untukku adalah perasaan yang tulus
Dan entah mengapa,
Aku bisa dengan mudah menerima dan mempercayaimu begitu saja

Sejak saat itu,
sejak 'aku' dan 'kamu' berubah menjadi 'kita',
Hidupku terasa lebih berarti
Kehadiranmu sungguh membuat semuanya lebih berwarna

Terima kasih, sayang
Karena kamu telah menjaga senyumku sepanjang hari
Terima kasih karena telah mau menerima segala kekuranganku
Aku menyayangimu,
Dimas Eka Mahendra :)

Tuesday, August 6, 2013

30♥


I've never thought that we'll be together. The first time when i see you, i've had no idea and never thought that we'll know each others. Then suddenly you came into my life. You brought me outside and made my life complete. You came with your care. It's just you, who can made me forget "him". It's just you, who can made me smile. It's just you, who can made me feel valuable. 

Till the day is coming..

When you said that you love me. When you asked me to be your girl. And you surely known the answer, baby. 

You're too sweet. And you always know how to make me smile. When you said that you love me, should i trust you? I just hope that you really love me and never let me go.

nowplaying Because of You - Keith Martin

 you,
D.E.M ˘)ε˘`

Wednesday, July 10, 2013

Melukis Bayangmu

Adera

Ku melintas pada satu masa

Ketika ku menemukan cinta
Saat itu, kehadiranmu
Memberi arti bagi hidupku 

Meskipun bila saat ini
Kita sudah tak bersama lagi
Ada satu yang kurindu
Kehangatan cinta dalam pelukanmu

Biarkan aku melukiskan bayangmu
Karena semua mungkin akan sirna
Bagai rembulan sebelum fajar tiba
Kau selalu ada walau tersimpan
Direlung hati terdalam

Biarkan aku melukiskan bayangmu
Karena semua mungkin akan sirna
Bagai rembulan sebelum fajar tiba
Kau selalu ada walau tersimpan
Direlung hati terdalam.

Karena semua mungkin akan sirna
Bagai rembulan sebelum fajar tiba
Kau selalu ada walau tersimpan
Selalu kusimpan, direlung hati terdalam


This song......emmm you surely know what i mean, aren't you? It reminds me about you. Okay, i realize that 'till now i'm still can't forget you. I'm still remember all the things about you, about 'us'. I know that you never think of me. I know that you haven't care about me. I wish i can do that. I wish i can do like you do to me. I wish, but the fact.....i can't. Not now. Yes, you surely know that i'm still can't forget you. But, i will although one day. Trust me! And i believe that karma does exist, boy :)

Monday, July 1, 2013

Hello, July!

"Goodbye june and be better july"

Hey, you. How are you? Long time no see. Long time no conversation. Long time no texting. Long time my life without you. Are you fine? Are you miss me? Ah...i wonder that you never miss me, aren't you?

The start of July. New Month, new wishes. The biggest wish is i can forget all about you. Stop hope that you'll come back to me. Stop hope that you're still care about me. Stop hope that you'll text me first. Stop hope that you'll miss me. Stop hope that we'll together (again) like our past. If you read this post, maybe you'll laugh. I don't care about that. I just want to write about my feelings.


Tuesday, June 4, 2013

Selamat Tinggal


Harusnya aku sudah melupakanmu. Harusnya..

Jika saja melupakanmu itu semudah menghapus semua percakapan singkat kita yang terjadi lewat sms, semudah menghapus kontak nomormu dari handphoneku, semudah membuang dan merobek tiket nonton yang pernah kita lalui, entah sudah kulakukan sejak kapan.

Tapi kenyataannya, aku belum benar-benar melupakanmu. Sesibuk apapun kegiatanku di kampus atau di organisasi yang dulu sempat kamu permasalahkan, pada akhirnya saat semua kesibukan itu telah habis masa berlakunya, pikiranku kembali mengarah padamu.

Mungkin jika kamu membaca ini, kamu sedang menertawakanku. Kamu yang dulu membuatku tertawa paling keras, sekarang menjadi kamu yang membuatku mengangis paling keras juga. Bisakah kamu bayangkan rasanya jadi aku? 

Aku masih mempedulikanmu. Sama seperti dulu. Semua perhatian ini masih tertuju untukmu. Semuanya. Tidak ada yang berubah.

Tapi harusnya aku sadar. Sudah seharusnya aku berhenti memikirkanmu. Sudah seharusnya aku menghapus semua kenangan indah tentang kita. Sudah seharusnya aku berhenti berharap bahwa semuanya akan kembali seperti dulu. Karena pada akhirnya aku tahu, harapan itu tidak akan pernah terwujud.

Kamu yang dulu bukanlah yang sekarang. Kamu yang dulu begitu manis, perhatian, dan lembut. Sedangkan kamu yang sekarang begitu cuek dan tidak peduli. Apa lagi yang bisa kuharapkan?

Mungkin memang sudah waktunya bagiku untuk benar-benar melepaskanmu. Mungkin sudah waktunya bagiku untuk benar-benar melupakanmu dan menghapus semua kenangan tentang kita. Mungkin sudah waktunya bagiku untuk benar-benar cuek dan tidak lagi mempedulikanmu. Mungkin sudah waktunya aku mengikhlaskanmu untuk pergi.

Pergi. Pergilah, darl. Jika memang itu maumu. Pergilah. Jangan lagi mempedulikanku. Biar saja rindu ini kupendam sendiri. Biar saja rasa sayang ini kusimpan rapat-rapat. Biar saja rasa sakit ini kukubur dalam-dalam. 

Pada akhirnya, sesuatu yang manis terkadang memang harus terjadi sementara. Dan sesuatu yang telah berakhir memang harus berakhir. Kata orang, pasti ada rencana indah lainnya dibalik sebuah perpisahan. Dan aku berusaha untuk percaya itu. Mungkin ini memang yang terbaik untuk kita. Terima kasih untuk semuanya. Terima kasih untuk hubungan yang singkat ini. Last but not least, thank you and good bye, darl. Semoga kamu bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dariku. Aku bahagia, jika melihatmu bahagia walau kebahagian itu bukan milikku. Karena bahagia itu sederhana :)

Monday, May 20, 2013

Terjebak di Ruang Nostalgia


Halo kamu, apa kabar? Apa kamu baik-baik saja? Sudah makan? Sudah sholat? Sekarang sedang apa? Masih suka bermain gitar?

Sebenarnya aku ingin menulis ini di tanggal 16. Tepat 30 hari yang lalu saat aku dan kamu menjadi kita. Seharusnya ini menjadi hari ke-30 untuk kita, jika saja semuanya belum berakhir, jika saja semuanya masih sama manisnya seperti dulu. Semanis saat aku mengenalmu pertama kali.

Aku tidak mengira waktu akan berjalan secepat ini. Kisah singkat kita yang hanya berjalan sepuluh hari. Itu berarti sudah dua puluh hari aku dan kamu berjalan masing-masing. Kamu percaya tidak bahwa aku masih mengingat semua tentang kamu. Aku ingat kapan pertama kali kita mulai berkomunikasi lewat sebuah pesan singkat: 6 Maret 2013. Aku ingat kapan pertama kali saat aku dan kamu menjadi kita: 16 April 2013. Dan aku ingat betul kapan sampai akhirnya kita kembali menjadi aku dan kamu: 26 April 2013.

Aku tahu, aku yang memutuskan semuanya untuk berakhir. Yang perlu kamu tahu, sebenarnya aku tidak benar-benar menginginkan semuanya berakhir. Dan aku sadar, mungkin aku terlalu cepat mengambil keputusan sepihak. Aku memutuskan semuanya berakhir di saat aku mulai menyayangimu. Dan kini, ada satu hal yang aku rasakan: kehilangan.

Kamu memilih untuk pergi dan menghilang, tanpa kabar. 

Kata orang, tidak ada perpisahan yang tanpa air mata. Tapi seharusnya perpisahan ini tidak memberikan luka yang bertahan cukup lama, karena kisah kita hanyalah sebuah kisah yang sangat singkat. Tapi sesingkat-singkatnya sebuah kisah, saat semuanya berakhir pasti ada saja yang tertinggal: kenangan.

Sejujurnya, aku rindu dengan semua kebiasaan yang kita lakukan walau hanya sebatas melalui sebuah pesan singkat. Aku rindu semua komunikasi ringan yang biasa kita bicarakan. Apa kamu tahu, bahkan sampai sekarang, setiap hari aku masih terus berharap bahwa ada satu buah pesan masuk yang berasal darimu. Namun yang aku dapat hanyalah sebuah kekecewaan.

Dulu, kamu berhasil masuk ruang hatiku yang sudah lama sekali tidak berpenghuni. Kamu juga yang membersihkan semua debu di ruangan itu sehingga ruangan itu menjadi seperti ruangan baru yang penuh warna. Tapi kini, setelah kamu membuatnya berwarna, kamu tiba-tiba pergi meninggalkan ruangan itu. Kamu tahu bagaimana keadaan ruangan itu sekarang? Hancur, berantakan. Bahkan lebih berantakan dari sebelumnya. Aku kira kamu akan tinggal di ruangan itu lebih lama lagi. Tapi ternyata kamu hanya singgah untuk sementara waktu kemudian pergi begitu saja.

Aku berusaha melupakanmu, setiap hari. Namun semakin aku berusaha melupakanmu, semakin kamu muncul dalam pikiranku. Seharusnya aku sudah melupakanmu, toh kamu juga sudah tidak peduli lagi denganku. Tapi mengapa aku tidak bisa? Iya aku mau jujur satu hal denganmu, aku adalah tipe perempuan yang tidak mudah melupakan orang lain. Dan sampai saat ini, semua perhatianku masih tertuju untukmu, my ex darl..

Semua yang kurasa kini, tak berubah sejak dia pergi~ Raisa-Terjebak Nostalgia

Dariku,
yang masih terus menyayangimu

Tuesday, May 14, 2013

Belajar Melupakan

Aku benci perpisahan. Selalu terselip tangisan di setiap perpisahan. Di dunia ini, ada yang dinamakan takdir, mungkin pertemuan kita adalah salah satunya.
 
Tapi mengapa kita harus bertemu kalau akhirnya harus berpisah. Kadang aku tidak mengerti dengan siklus ini. Kenapa harus ada pertemuan kalau pada akhirnya harus terjadi sebuah perpisahan?
 
Aku tidak mengerti dengan perpisahan. Saat dua orang harus memutuskan untuk berjalan masing-masing dan tidak lagi bersama.

Sejak dulu, perpisahan selalu membuatku kacau. Perpisahan untuk selamanya dengan orang-orang yang paling kusayang: kakek, kakak, nenek. Perpisahan karena jarak dengan sahabat-sahabat masa kecilku. Perpisahan karena beda sekolah dengan sahabat-sahabat SMPku dan juga denganmu, yang dulu pernah menemani hariku selama 1,5 tahun. Perpisahan karena jarak kota dan beda universitas dengan sahabat-sahabat SMAku.

Pada akhirnya, setiap pertemuan selalu berakhir dengan perpisahan. Begitupun juga dengan kisahku denganmu. Hanya kisah yang sederhana. Hanya kisah yang sangat singkat. Namun dapat memberikan satu kenangan indah di hatiku.

Saat ini, aku sedang belajar. Belajar untuk melupakanmu. Belajar untuk kembali menjadi diriku yang dulu. Belajar untuk menghilangkan perhatianmu. Belajar untuk menghilangkan kebiasaan yang selalu kamu lakukan.
 
Pada akhirnya, sebuah kisah memang harus berakhir. Ada yang berakhir bahagia, namun lebih banyak yang berakhir dengan menyisakan luka..

Jika

Aku tidak tahu mengapa aku masih saja menulis semua tentang kamu. Mungkin di sana, kamu sedang menertawaiku. Iya, aku tahu. Aku memang bodoh. But, wait a second, aku yang bodoh atau kamu yang terlalu cerdas?

Kalau boleh aku bicara tentang jika, ada satu kalimat yang ingin kusampaikan padamu. Jika saja kita tidak pernah saling mengenal, mungkin semuanya tidak akan seperti ini.

Jika saja dulu aku tidak menanggapi semua pesan singkatmu sebagai sebuah perhatian.

Jika saja dulu aku tidak terburu-buru mengambil kesimpulan bahwa rasa yang hadir di antara kita hanyalah sebuah perasaan 'nyaman'.

Jika saja dulu aku bisa membaca pikiranmu, pasti tidak akan aku membiarkan kamu memasuki ruang hatiku.

Jika saja dulu aku bisa menganggap semua perhatianmu sebagai perhatian seorang 'teman', tidak lebih.

Jika saja sejak awal aku tahu bahwa kamu akan pergi meninggalkanku.

Jika saja aku tahu bahwa kamu akan menghilang seperti ini.

Jika saja aku tahu bahwa hubungan kita hanya bertahan sesingkat ini.

Jika saja aku tahu bahwa pada akhirnya kita akan kembali lagi menjadi seperti yang dulu, dua orang asing yang tidak mengenal satu sama lain.

dan jika saja aku tahu sejak awal bahwa kamu hanya singgah untuk sementara waktu kemudian pergi  meninggalkanku untuk mencari persinggahan lain...

Sunday, May 12, 2013

Mungkin Seharusnya Kita...


Aku rasa ada yang salah dengan kita. Kita telalu cepat mengartikan semuanya yang mungkin seharusnya belum tepat untuk kita lakukan. 

Kita terlalu cepat untuk mengakui kenyamanan yang terjadi di antara kita. Mungkin seharusnya kita tidak mengakuinya secepat itu.

Kita terlalu cepat membicarakan sesuatu yang sangat intim: perasaan. Mungkin seharusnya kita tidak pernah membahas tentang itu. 

Kita terlalu sering meributkan masalah kecil yang bahkan sering kita lakukan saat aku dan kamu belum menjadi 'kita'.

Kita terlalu egois. Bukan bukan, bukan kita tapi kamu. Aku rasa kamu yang egois. Kamu yang selalu tidak mau mengalah dan terlalu gengsi untuk meminta maaf apabila kamu salah. Kamu yang terlalu mudah sekali marah hanya karena masalah kecil. Kamu yang selalu merasa benar, dan aku yang selalu mengalah.

Aku dan kamu terlalu cepat menjadi 'kita'. Dan 'kita' terlalu cepat berubah kembali menjadi aku dan kamu.

Mungkin seharusnya aku dan kamu tidak pernah menjadi 'kita'. Mungkin apabila aku dan kamu tidak pernah menjadi 'kita', tidak akan pernah ada jarak yang sangat luas di antara 'kita' yang sudah berakhir seperti ini.

"Aku merindukan kamu yang dulu"

Tiga Tahun Tanpamu


Aku tidak tahu apa yang ada dalam pikiranku sampai sampai aku memutuskan menuliskan tentang kamu. Kamu, yang dulu sekali pernah tinggal sangat lama di hidupku. Kamu yang sudah lama sekali menghilang tanpa kabar. Kamu yang pernah tinggal di hatiku sangat lama, 1,5 tahun.

1,5 tahun memang bukan waktu yang singkat. Semua orang tahu itu. Dulu sekali, kita pernah bersama-sama berjalan dalam satu arah. Sampai pada akhirnya kita berada di sebuah persimpangan jalan. Dan kita memutuskan untuk memilih arah yang berbeda. Memilih untuk berjalan masing-masing.

Hubungan itu sudah lama sekali berakhir. Kira-kira 3 tahun yang lalu. Dan satu hal yang baru aku sadari, selama 3 tahun itu aku sendiri, tanpamu. Selama 3 tahun itu aku berjuang untuk melupakanmu. Iya, semoga kamu tahu, setiap hari aku berjuang untuk melupakanmu. Dan seperti yang kamu tahu, selama 3 tahun itu aku tidak menjalin cinta dengan orang lain. 

Kamu menghilang, tanpa kabar. Awalnya memang tidak mudah untuk menghapus kebiasaan yang sering kita lakukan bersama. Awalnya memang tidak mudah saat tidak lagi ada yang menyapa pagiku. But, see? Aku bisa melewatinya, sayang. Dan itu semua aku lakukan sendiri, tanpamu.

3 tahun kamu menghilang tanpa kabar. Dan selama 3 tahun itu pula aku mengetahui bahwa kamu menjalin cinta dengan banyak wanita. Kamu tahu bagaimana perasaanku saat mendengar bahwa kamu menyatakan cinta pada temanku, yang dulu selagi kita masih bersama, aku sudah mencurigai bahwa kamu memiliki perasaan padanya namun kamu berusaha mengelak sekerasnya. 

3 tahun aku sendiri. 3 tahun aku berhasil melupakan semua kenangan kita yang terjalin selama 1,5 tahun. 3 tahun aku memutuskan untuk tidak jatuh cinta pada siapapun. Dan satu lagi, 3 tahun kamu menghilang tanpa kabar.

Dan sekarang, setelah 3 tahun kamu menghilang, kamu tiba-tiba datang dan mengajakku untuk mengulang kembali kisah kita. Memulai semuanya dari awal? Maaf, sayang. Tidak semudah itu. Setelah 3 tahun kamu menghilang, setelah 3 tahun aku susah payah untuk melupakanmu, setelah 3 tahun aku melewati setiap hariku tanpamu, sekarang kamu mau balik gitu aja? Kamu pikir hati aku terbuat dari apa? Setelah kamu menjalin cinta dengan banyak wanita lain, lantas sekarang kamu dengan mudah mengatakan bahwa kamu masih menyayangiku, apa aku harus percaya omonganmu itu? Kemana saja kamu selama ini? Kemana?

"Masa lalu tak seharusnya kembali, dan memang tak sepantasnya kembali" Kata Hati - Bernard Batubara

Friday, May 3, 2013

Tujuh Hari yang Lalu

Hai, kamu.


Aku menulis ini tepat satu minggu lalu dimana kita 'berpisah'. Mungkin lebih tepatnya aku yang memutuskan semuanya berakhir. Dan kamu, menerimanya begitu saja.

Tepat tujuh hari yang lalu aku merasakan kekacauan. Tidak terasa ya, ternyata sudah tujuh hari kita berjalan sendiri-sendiri. Berjalan masing-masing. Tidak ada lagi cerita tentang 'kita'. Yang ada hanya cerita tentang aku dan cerita tentang kamu. Di tempat yang berbeda, di jalan yang berbeda.

Sudah seminggu aku kembali seperti aku yang dulu. Sendirian. Iya, aku kembali menjadi orang yang mandiri. Awalnya memang tidak mudah. Kamu harusnya tahu tentang itu. Aku berusaha melupakanmu. Tapi yang harus kamu tahu, proses melupakanmu itu jauh lebih sulit dari proses menyukaimu dulu.

Seharusnya aku memang sudah melupakanmu. Seharusnya aku memang tidak boleh memedulikanmu lagi. Seharusnya aku memang tidak perlu tahu keberadaanmu dan mengetahui aktivitasmu. Apa hak ku? Iya, aku tahu saat ini aku sudah tidak mempunyai hak untuk melakukan semua itu.

Tapi kenyataannya, aku masih saja memikirkanmu sebelum tidur dan saat pertama aku membuka mata di pagi hari, aku masih saja ingin tahu keberadaan dan aktivitas yang kamu lakukan, aku masih saja ingin menyapa pagimu, aku masih saja mengkhawatirkanmu, dan aku masih saja terus memedulikanmu.

Aku tahu, kamu sudah tidak memedulikanku. Aku tahu, kamu sudah tidak mengkhawatirkan keadaanku. Bahkan aku tahu, tidak pernah sedetik pun aku hadir dalam pikiranmu. Aku tahu semua itu.

Sakit memang, mendapati kenyataan bahwa seseorang yang aku pedulikan ternyata sama sekali sudah tidak memedulikanku lagi. Dan aku menyadari itu.

Mulai saat ini, aku cukup tahu diri. Dan aku berusaha untuk tidak lagi mengganggumu..

"Aku memutuskan untuk berhenti berusaha melupakanmu, biar saja waktu yang menghapus semua kenangan tentang kita"

Monday, April 29, 2013

Sisa-sisa Kenangan


Hal bodoh yang aku lakukan hari ini:
membaca kembali semua percakapan kita yang terdahulu.

Hasilnya:
ada sesak yang tertanam di dada ini
ada sebuah senyum miris yang tersirat di bibir ini
dan ada setetes air mata yang jatuh tanpa sebab

Sunday, April 28, 2013

Salahkah Bila Aku Merindukanmu?


Hai, kamu. Apa kabar? Sedang apa? Sudah makan? Sudah sholat? Sedih ya, aku hanya bisa menuliskan semuanya lewat sini. Padahal rasanya baru kemarin kita memulai komunikasi lewat sebuah pesan singkat.

Pesan singkat. Itulah awal mula kedekatan kita terjadi. Sampai pada akhirnya kita merasa nyaman satu sama lain.

Dan.......aku menyukaimu. Aku tahu betul kamu pasti menyadari akan hal itu. Tidak mungkin kamu tidak tahu akan perasaanku. Aku juga tahu, kamu juga menyukaiku. Tapi mengapa kamu lama sekali mengatakan hal itu?

Cukup lama aku menunggu dan bersabar. Membiarkanmu mengatakan semuanya lebih dulu. Tapi sampai kapan aku harus menunggu dan selalu mengalah dengan sifat egoismu yang sangat tinggi.

Pada akhirnya, penantianku terjawab juga. Saat kamu dan aku berubah menjadi 'kita'.

Awalnya, kamu dan aku baik-baik saja. Kamu bahkan berhasil membuatku lebih peka dengan handphoneku. Hanya untuk berharap bahwa terdapat sebuah pesan singkat yang kau titipkan.

Namun tanpa pernah kusangka. Ternyata kebahagiaan itu hanya sesaat. Hanya dapat bertahan selama 'sepuluh hari'. Sekarang semuanya telah berubah. Kamu, bukan lagi menjadi kamu yang kukenal dulu. Aku tidak tahu mengapa kamu bisa berubah secepat ini.

Hari ini. aku sedang berusaha mencoba berdiri tanpamu. Tapi kamu tahu move on itu tidak mudah, kan? Lantas bila sekarang aku merindukanmu, apa aku salah? Aku rindu kamu, darl.

Aku rindu saat-saat kita berbincang-bincang lewat sebuah pesan singkat. Aku rindu saat-saat kamu membalas sapaan pagiku pada siang hari karena kamu baru melihat handphone atau karena kamu sedang ada kuliah. Aku rindu saat-saat kamu memarahiku untuk tidak tidur terlalu malam. Aku rindu...


Dariku,
seseorang yang masih menyayangimu